Jagoan

Bismillahirrahmanirrahim…

Alhamdulillah tanggal 2 Februari 2024 lalu saya melahirkan anak ke 4. Anak laki-laki dengan berat 3,4 kg dan tinggi 50 cm.

Jagoan saya kali kedua ini, kami beri nama Abdullah Raihan Mubarak, harapannya adalah bahwa ia akan tumbuh menjadi hamba Allah yang harum namanya dan diberkati.

Abdullah ini anak yang termasuk lama, cukup jauh jaraknya dengan kakaknya Hanna yang selisih usianya hampir 5 tahun. Sampai saya periksa ke dokter, untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja. Alhamdulillah pasca cek ke obgyn langsung hamil.

Kehamilan ke 4 ini, masyaAllah dimudahkan sekali, no drama-drama mabok, semua makanan bisa masuk, ga ada ngidam yang sulit cuma pengen pisang pasir (walaupun sudah ga ada, dapat pengganti banana nugget) dan singkong goreng yang enak (dapet setelah berburu ke banyak Abang gorengan).

Saat hamil muda juga saya masih bisa dinas ke luar kota (Jatim), bahkan luar pulau (Manado). Dan agak ‘badung’ juga pas ke Jatim, lebih tepatnya ke Malang, saya dan teman-teman malah sempat ke Bromo, naik kuda pula. Saat itu kehamilan sekitar 5 bulan. Saya sampai ga berani bilang ke suami kalau ke Bromo, takut ga dibolehin. Hehe.. cerita ke suami pas sudah sampai rumah. Alhamdulillah strong.

HPL dari dokter sebenarnya sekitar tanggal 9-13 Februari. Karena biasa mepet waktu cuti biar bisa maksimal membersamai baby boy ini, maka saya memutuskan mulai cuti di awal Februari. Qodarullah tanggal 1 sudah mules-mules. Meski ragu, kontraksi beneran apa palsu.

Malam itu sekitar jam 8an, sudah mulai terasa. Cuma karena ragu ya dibiarkan saja. Makin lama makin terasa, jadi saya bilang sama suami. Karena perlengkapan lahiran belum sepenuhnya dipersiapkan, akhirnya mulai di packing dan di masukan ke tas, jaga-jaga harus ke RS malam itu juga. Tapi, karena anak-anak ga ada yang jaga kalau berangkat malam, dan ga mungkin juga diajak ke RS, jadi ya berusaha bertahan malam itu. Alhamdulillah malam itu terlewati juga meski ga bisa tidur pulas karena durasi kontraksinya cukup intens. Ba’da subuh, anak-anak langsung dipersiapkan untuk sekalian diantar sekolah, juga sekalian kasih kabar ke ART untuk jagain Hanna di rumah, setelah itu langsung ke rumah sakit.

Kami tiba di RS jam 8, suami diminta urus administrasi, saya di observasi. Pagi itu ternyata baru bukaan 3. Cukup lama sampai akhirnya bukaan 5 di jam 10. Juga ga nambah-nambah sampai sore jam 3. Saya sampai dikasih 2 kali obat untuk melenturkan dinding rahim yang di suntikkan via infus, dan ini rasanya cukup menyakitkan.

Ga lama setelah dicek bukaan yang masih stag di 6, saya ke toilet untuk BAK, setelahnya baru juga duduk di ranjang bersalin, ketuban pecah. Setelah itu kontraksi sudah ga karuan rasanya, dorongan untuk mengejan juga sudah ga ketahan, masih dalam posisi duduk. Karena dadakan, suster dan bidan yang standby juga pak pik puk. Saya di tidur miringkan, di pasang infus dan diminta banyak tarik nafas. Rasanya subhanallah sudah ga karu-karuan. Alhamdulillah prosesnya cepat, setelah siap semua mungkin sekitar 3-5 menit, saya mengejan 3 kali dan keluarlah baby Abdullah dengan tangisan yang keras. Allahu Akbar!

Meski sudah lega dan sakitnya hilang setelah bayi lahir, ternyata jahitan kali ini termasuk yang cukup membekas, karena bidan pendamping terasanya kasar dan saya kesakitan.

Tapi, sakitnya terbayar dengan dapat fasilitas kamar VIP dengan harga kelas 1, karena kamar kelas 1nya full. Bisa IMD dan rooming in juga sama Abdullah, walaupun di hari pertama dan kedua si baby belum bisa menyusui, tapi seneng sudah bisa bareng terus.

Semoga sehat seterusnya ya anak Sholih dan Umminya juga bisa strong membersamai kalian semua anak-anakku..

Masya Allah tabarakallah..

Tinggalkan komentar